28 Ribu yang patut disyukuri

Setelah jam kantor menunjukkan pukul 16.00, kami bersiap-siap pulang. Dengan formasi 2-2-2, (saya dan bima, ifdal dan adlan, toyyib dan afif). Sayang sekali dimas dan sendi enggan ikut dengan kami. Melalui jalan kota tangerang, sampailah kami di mall yang memang megah itu.
Setelah masuk, insting hancur mood saya bergerak. Saya berjalan cepat menyusur setiap sudut mall. Teman-teman yang lain tak terasa menghilang di belakang. Daripada kebingungan, saya lanjutkan saja. Dari lantaiGround, tampak sama saja. Setelah lantai 1, penuh dengan retail pakaian. Nah di lantai dua ini, ada electronic solution. Saya melihat ada sony vario disana. Harganya 5 juta dengan OS windows 8. Ada lenovo non-OS harga 4 juta. Ya sudahlah.
Setelah itu saya tertarik menuju foodcourt. Dari jauh, tampak mengasyikkan. Foodcourt nya menyediakan pemandangan kota tangerang dari atas. Ketika saya ingin beli coca-cola, kata kasir saya harus membeli kartu dulu seharga 50 ribu. Dasar memang dasar lagi badmood, saya langsung bilang terima kasih dan pergi dengan bt.
Saya mencari toko buku. Dan ternyata hanya ada pameran buku gramedia. Disanalah saya bertemu dengan kawan-kawan yang lain. Disana saya mencari cari buku seperti biasa. Yang tak saya sangka, buku disana murah-murah! Saya pun menandai tiga buku. Namun satu buku yang seharga 25 ribu (dari yang berasal harganya 75 ribu) saya urungkan beli. Sehingga saya membli 2 buku masing-masing berharga 10 ribu dan 7 ribu rupiah.
Teman-teman saya lapar. Dan di luar ternyata hujan. Akhirnya kami memutuskan makan. Saya ajak kembali ke foodcourt. akhirnya saya mendapat fakta sebenarnya. Kartu yang dibeli seharga 50 ribu terdapat uang kita 50 ribu disana. hahaha. Ya sudah,kami putuskan beli makan. Saya hanya membeli sebotol coca-cola seharga 11 ribu. Ya sudahlah.
Namun, saya segera menuju spot yang saya inginkan. Sebuah meja berkusrsi empat. Di bawah lampu bercabang tiga klasik. Jika saya melempar pandang ke jendela luar, saya melihat lalu lintas kota tangerang. Lalu di kejauhan sana, ada tiga bangunan tinggi semacam apartemen.
saya selalu (hahaha) merasa bahwa melihat pemandangan itu sesuatu yang tak pernah gratis. Baik di puncak, di gantole, atau bahkan nanti tujuan saya di taman bunga. Semua tanpa tidak mengeluarkan uang. Namun dari situ saya berfikir. Tampaknya, kita, manusia, kurang bersyukur. Sehingga ketika kita dihadapkan pada lukisan Maha Indah Tuhan, kita tak bisa seenaknya saja menikmatinya. Kita harus berkorban, agar kita tahu, betapa berharganya lukisan yang Maha Indah itu.
Posting ini pun, saya tulis tepat di foodcourt itu..:D
Komentar