Internship note
![]() |
Meme saya. |
Sudah begitu begitu begitu lama saya tidak blogging lagi. Memnga keterbatasan waktu dan fasilitas juga . Hahaha. Apa kabar? Saya sekarang sedang melaksanakan program praktik kerja lapangan. Ya, ini adalah syarat mahasiswa tingkat akhir untuk lulus nantinya.
Saya bekerja bersama 3 orang lain rekan saya juga di kampus. Afif munandar, bayu bima, dan thoyyib amirudin. Mereka berbeda kelas dengan saya. Murni Tuhanlah yang menghendaki kita bersatu. Afif dan bima terjun ke multimedia. Sedangkan saya dan toyyib langsung ke pemrograman desktop.
Tempat saya praktik adalah balai karantina ikan soekarno hatta. Letaknya tepat di depan tower bandara soekarno-hatta. Balai karantna ikan soekaro hatta adalah tempat pemeriksaan ikan-ikan yang akan dikirimkan melalui jalur udara terhadap penyakit.
Selama PKL, saya aktif kembali menulis, namun di facebook. Seri penulisan itu saya beri judul internote, Internship Note. Dan terakhir sampai tulisan ini dibuat, saya sudah nyampe yang ke 5. Silahkan disimak..:D
![]() |
Toyyib |
![]() |
bayu bimaji |
![]() |
afif munandar |
Internote #5 : Meme, tawa dan kita.
Sebenarnya jauh dari perkiraan bahwa PKL saya akan seramai seperti sekarang ini. Ketika pertama
dari awal mencari, kami menyangka kami akan berada di tempat menyendiri saja. Jauh dari yang lain.
Tapi rencana tetaplah rencana. Tuhan kembali yang memutuskan jalan kami harus bagaimana.
Lebih dulu,datang ardi dan rismanto. Ayah ardi kebetulan bekerja di PT angkasa pura II, kantornya
hanya beda satu gedung dengan kantor kami. Dan yang lebih tak disangka lagi,ifdal,adlan,sendi,dan dimas
ternyata juga PKL di tempat yang berdekatan juga dengan kami. Atau mungkin lebih tepatnya,
bersebelahan.
Dan itu tak mungkin tidak membuat dampak. Suplai melimpah internet serta kerjaan yang kadang
menjemukan membuat basis soetta selalu menciptakan hal-hal gila. Salah satunya meme.
Entah apa angin yang ada di benak mereka, dan entah darimana mereka mendapat bahan membuat meme itu,
selalu ada saja meme yang membuat kita tertawa terbahak-bahak. Siapapun bisa menjadi korban.
Mungkin sudah ketujuh kalinya foto saya tampil meramaikan meme-meme inf itu. Dan keseriusan
pembuatan meme itupun patut dipuji juga. Alih-alih paint tool, adobe photosop pun
rela digarap untuk menyajikan meme yang menarik dan lucu.
Mereka belum berniat untuk berhenti. Sekarang ratusan? Oh, masih banyak ribuan bahan lain yang belum tergarap.
Termasuk anak inf yang membaca status ini, jangan kaget jika tiba-tiba foto anda termeme dam masuk
nominasi INF meme awards..
Internote #4: 'Best for consumer' act!
Lama rasanya dari internote #3 ke #4. Satu-satunya alasan adalah, kurang adanya bahan yang bisa jadi
cerita sekaligus pelajaran. Namun, akhirnya saya dapat.
Selama dua tahun lebih, rasanya saya dimanja oleh sikap membuat program yang serba apa adanya,
dan berharap belas kasihan dosen untuk menerima apa yang saya buat dengan maklum.
Namun kini, saya dihadapkan pada posisi seorang akademisi, yang wajib memenuhi janji
membuat produk yang memuaskan tempat saya melakukan praktik kerja lapangan.
Singkat cerita, saya sedang membuat sebuah program. Semuanya standar baik untuk crud dan
bagian utama transaksinya. Bayangan saya ketika akan mempresentasikan progres saya ini, beliau akan mengerti
dan menerima saja. Ternyata,saya salah.
Crud memang bagian paling standar. Namun,memiliki beberapa mazhab. Seperti di tambah. Ada yang
mengklik tombol tambah - form aktif - isi data - klik simpan. Ada juga yang sudah mengaktifkan
form dari awal - isi data - klik simpan. Yang paling kritis dari perbedaan mazhab crud adalah ubah.
Kegiatan ubah adalah kegiatan yang paling memusingkan untuk memilih mazhab mana yang paling
mudah diingat konsumen. beberapa mazhab yang saya ketahui:
1. Klik tabel - form terisi data di tabel - ubah data - klik tombol ubah
2. Klik tabel - klik tombol ubah - form terisi data di tabel - ubah data - klik tombol simpan
3. Klik tabel - form terisi data tabel - klik ubah untuk mengaktifkan form - ubah data - klik tombol simpan
dll.
Anda yang mana? Saya memakai mazhab kedua. Kenapa, karena pemanggilan data dari tabel ke form secara terus menerus,
akan mengakibatkan pemakaian memori yang boros. Sehingga, saya lebih menyukai proses pengubahan,
pilih data mana yang akan diubah, klik ubah, ubah datanya, lalu simpan perubahannya.
Klien saya bingung dengan itu. Walau saya sudah menjelaskan alasannya, beliau tetap menginginkan
mazhab pertama.
Dari sini saya belajar bahwa, kadang kita lupa siapa sebenarnya yang sedang kita buatkan program.
Apakah kita sendiri atau orang lain? Sikap jelek egois saya yang semaunya ini, harus agak diredam.
Tak bisa saya menentang keinginan klien dengan alasan-alasan teknis yang klien kurang paham.
Klien hanya membutuhkan apa yang mereka butuhkan. Dan mengharapkan saya mewujudkan kebutuhan itu.
Menjadi profesional memang harus menaruh jauh-jauh keegoisan dan perasaan diri. Bekerja terbaik
untuk siapa yang sedang mempekerjakan kita, adalah profesional sejati.
Internote #1
February 7, 2014 at 3:55pm
Bekerja
memang relatif. Menyenangkan bagi sebagian orang, tidak untuk sebagian
yang lainnya. Dan menyenangkan satu saat, tidak untuk saat yang lainnya.
Gua juga lagi ngerasain itu sekarang. Bukan bekerja di organisasi.
Benar-benar bekerja di sebuah kantor. Bermeja, berkemeja, berbos, (belum
berbayar).
Nah, yang bakal gua ceritain adalah tentang bos gue.
Nama beliau pak uhen, pembimbing PKL terbaik di dunia. Beliau yang hanya menyaratkan satu baris di borang jawaban PKL:mengikuti PKL dengan baik. Beliau lah yang menegaskan aturan pertama di saat kami mulai magang:Kalian wajib makan siang tepat waktunya!. Beliaulah yang selalu bilang,"Baik, bagus, lanjutkan!", ketika kami memresentasikan progres tugas kami.
Dan ada satu cerita juga bersama beliau yang gak akan kita lupa. Hari itu hari kamis. Beliau sedang ada di dramaga, karena BKIPM sedang ada kuliah umum. Kami diajak kesana. Kamipun kesana, dan sempat mengikuti kuliah umum,walaupun tidak lama. Setelah bubar, semua pegawai menghilang. Tinggal kami dan pak uhen saja. Pak uhen minta tolong untuk mengecek presentasi yang akan ditampilkan di hadapan menteri minggu depannya. Tidak lama, hanya 15 menit, dan ketika kami bilang,"Insya Alloh pak, tidak akan ada masalah". Kami backup filenya, dan kami export ke file presentasi. Kami berkali-kali memulai simulasi presentasi.Dan memang tidak ada masalah.
Kami agak heran,kenapa pegawai yang lain tidak ada. Kami pun bertanya pada pak uhen. "Pada ke saung sangkuriang,makan-makan". Kami pun malu. Kami segera pamit, karena kami kira pak uhen sudah ingin menyusul rekan-rekannya. Namun,jawaban pak uhen jauh di luar dugaan. "Sudah makan?". Kami jawab belum, di bogor saja. Dan pak uhen bilang,"ayo, makan dulu". "Silahkan saja pak, bapak kan mau ke saung sangkuriang".
Dengan tenang pak uhen bilang,"Enggak, saya makan sama kalian saja di kantin depan. Kayaknya enak"
Bapak uhen, bukan pejabat rendahan. Beliau kepala data dan informasi. Masih ada 2 lapis jabatan lagi di bawahnya. Dan dia cuma butuh 2 langkah ke struktur atas mencapai kepala balai.Dan dia memilih kami untuk menemaninya makan.
Karena beliau sudah bilang begitu, kami jelas tak mau mengecewakannya. Kami pun makan bersama beliau. Sudah tentu saja kami tak perlu bayar. Dan lebih dari itu, kami diberi ongkos.
Tidak ada komentar lagi. Sampai ketemu di cerita selanjutnya.
Nah, yang bakal gua ceritain adalah tentang bos gue.
Nama beliau pak uhen, pembimbing PKL terbaik di dunia. Beliau yang hanya menyaratkan satu baris di borang jawaban PKL:mengikuti PKL dengan baik. Beliau lah yang menegaskan aturan pertama di saat kami mulai magang:Kalian wajib makan siang tepat waktunya!. Beliaulah yang selalu bilang,"Baik, bagus, lanjutkan!", ketika kami memresentasikan progres tugas kami.
Dan ada satu cerita juga bersama beliau yang gak akan kita lupa. Hari itu hari kamis. Beliau sedang ada di dramaga, karena BKIPM sedang ada kuliah umum. Kami diajak kesana. Kamipun kesana, dan sempat mengikuti kuliah umum,walaupun tidak lama. Setelah bubar, semua pegawai menghilang. Tinggal kami dan pak uhen saja. Pak uhen minta tolong untuk mengecek presentasi yang akan ditampilkan di hadapan menteri minggu depannya. Tidak lama, hanya 15 menit, dan ketika kami bilang,"Insya Alloh pak, tidak akan ada masalah". Kami backup filenya, dan kami export ke file presentasi. Kami berkali-kali memulai simulasi presentasi.Dan memang tidak ada masalah.
Kami agak heran,kenapa pegawai yang lain tidak ada. Kami pun bertanya pada pak uhen. "Pada ke saung sangkuriang,makan-makan". Kami pun malu. Kami segera pamit, karena kami kira pak uhen sudah ingin menyusul rekan-rekannya. Namun,jawaban pak uhen jauh di luar dugaan. "Sudah makan?". Kami jawab belum, di bogor saja. Dan pak uhen bilang,"ayo, makan dulu". "Silahkan saja pak, bapak kan mau ke saung sangkuriang".
Dengan tenang pak uhen bilang,"Enggak, saya makan sama kalian saja di kantin depan. Kayaknya enak"
Bapak uhen, bukan pejabat rendahan. Beliau kepala data dan informasi. Masih ada 2 lapis jabatan lagi di bawahnya. Dan dia cuma butuh 2 langkah ke struktur atas mencapai kepala balai.Dan dia memilih kami untuk menemaninya makan.
Karena beliau sudah bilang begitu, kami jelas tak mau mengecewakannya. Kami pun makan bersama beliau. Sudah tentu saja kami tak perlu bayar. Dan lebih dari itu, kami diberi ongkos.
Tidak ada komentar lagi. Sampai ketemu di cerita selanjutnya.
Komentar