Hubungan traktiran dengan kesombongan

http://s.inyourpocket.com/gallery/item_42593.jpg

Suatu ketika saya bertemu dengan seorang teman. Malam sebelumnya dia telah ditraktir seseorang. Ketika saya tanya dalam rangka apa, ia menjawab dengan sinis, "Biasa, pamer kalo dia udah kerja". Saat itu juga, saya kaget dan berniat ingin menulis post tentang ini.


Saya tak paham apa yang ada di dalam kepala teman saya itu. Semalam baru saja mendapat rezeki yang mantap, pagi mencela yang memberinya. Sungguh di luar keanehan tentu saja. Terlepas dari apa yang terjadi saat malam itu, kata-kata yang dilontarkan tetaplah saya rasa sangat tak pantas.

Apa yang bisa disombongkan dari mentraktir?

Dari kasus di atas, marilah kita asumsikan berikut. Seseorang yang sudah kerja, karena ada pengahasilan cukup, mengajak teman-temannya untuk makan bersama dan ia bersedia membayarnya. Tidak ada sesuatu yang salah bukan? Saya menganggap, kenapa pentraktir mengajak teman-temannya makan gratis adalah karena mereka yang membuatnya senang dan bahagia. Apa artinya uang berjuta tapi makan sendiri di restoran bintang lima? itu mungkin yang difikirkan seorang pentraktir.

Saya pribadi pun merasakan hal yang sama. Jangankan untuk mentraktir. Ketika tidak bisa mentraktir pun, makan bersama tetaplah menyenangkan. Karena teman adalah sumber kebahagiaan bagi saya, yang khususnya jauh dari keluarga ini.

Saya pun kadang aneh dengan sinisme terhadap pertemanan. Seperti, "Teman itu ada pas butuhnya doang", "Teman itu cuma pengen tahu susahnya kita doang", dan lain-lain. Saya menganggap itu hanya kata-kata orang egois. Teman memanglah teman. Namun mereka juga punya kehidupan sendiri. Teman tak selamanya benar, pasti ada salahnya. Disitulah guna kita, sebagai temannya untuk mengingatkan.

Kembali lagi ke masalah traktir dan kesombongan. Sambil agak emosi menulis posting ini, saya prihatin sama pemikiran sinis di atas. Ada saja yang sinis tehadap perlakuan baik seseorang. Entah apa perlakuan terhadap seorang seperti ini.

Yah begitulah postingan saya kali ini. Mohon maaf jika ada kata yang menyinggung, atau apa. Malah, jika ada yang dimaksud membaca tulisan saya ini tersinggung, saya mohon maaf. Saya hanya berbagi. Koemntar dan diskusi selalu terbuka.

Wassalam.